Tidak Konsumsi Daging, Apakah Baik Bagi Tubuh ?

Banyak stigma yang beredar di masyarakat terkait efek yang ditimbulkan jika tidak mengkonsumsi daging, ada yang mengatakan tubuh akan menjadi sehat, ada juga yang mengatakan sebaliknya. Untuk itu mari kita bahas secara mendetail mengenai masalah ini.

Sebenarnya daging mengandung begitu banyak nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh, contohnya saja mineral dan protein. Dalam daging juga terkandung zat besi, vitamin D dan berbagai jenis kandungan lainnya yang penting untuk butuh. Sebenarnya tubuh membutuhkan semua hal itu agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Selain itu, jika kita tidak mengkonsumsi daging, kita dapat mengalami berbagai resiko kesehatan seperti menurunnya sistem imunitas tubuh, kekurangan energi, sakit kepala, serta berkurangnya massa pada otot kita. Hal ini dikarenakan dalam daging terdapat protein, lemak serta mineral yang sangat dibutuhkan tubuh untuk perkembangan otot.

Bukan berarti kita tidak bisa mengganti daging dengan bahan lainnya. Contohnya saja kacang, dengan mengkonsumsi kacang, kita bisa mendapatkan sumber energi. Selain itu kacang juga mengandung lemak serta protein yang dapat menggantikan daging.

Untuk zat besi, kalian juga bisa menemukannya di sayur bayam. Sebenarnya ada banyak sayuran yang memiliki kandungan yang mirip dengan daging. Jadi tergantung kitanya saja ingin mengkonsumsi yang mana.

Yang perlu menjadi catatan adalah segala hal yang dikonsumsi secara berlebihan tentu akan membawa dampak yang buruk bagi tubuh, termasuk vitamin dan juga asupan lainnya. Kita ambil contoh saja, vitamin C jika dikonsumsi berlebihan dapat memicu berbagai penyakit yang dapat menyerang hati dan usus. Semuanya harus dikonsumsi dalam takaran yang tepat agar dapat memberikan efek positif bagi tubuh. Jadi bagi kalian yang memang memutuskan untuk tidak mengkonsumsi daging, kalian dapat menggantinya dengan suplemen makanan yang mengandung kandungan yang mirip dengan daging.

Penyebab Penyakit Asam Urat

Pada umumnya penumpukan asam urat dalam sendi adalah sumber penyakit asam urat, awal mula tumbuhnya asam urat berawal dari penumpukan limbah dari penguraian zat purin yang terdapat dalam sel-sel tubuh, sebagian besar asam urat dibuang melalui urine dan sebagian kecilnya dibuang melalui saluran perncernan dalam bentuk kotoran.

Jika sampai asam urat yang di produksi lebih banyak dari pada yang dibuang, maka akan terjadi penumpukan asam urat yang berbentuk kristal-krustal tajam. Pada saat kristal-kristal kecil sampai masuk kedalam area sendi atau mengelilingi area sendi maka disanalah awal mula terjadinya peradangan yang mengakibatkan rasa sakit.

Beberapa faktor yang mengakibatkan memicunya kadar asam urat dalam darah ialah terlalu banyaknya mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar zat purin tinggi seperti jeroan hewa (hati,ginjal,jantung,paruj) makanan laut seperti ( kerang, kepiting, ikan makarel,ikan teri) dan jenis daging merah seperti  (sapi,kambing, dan babi).

Bukan hanya faktor makanan saja yang mengakibatkan penyakit asam urat, terlalu banyak mengkonsumsi minuman manis yang banyak mengandung pemanis buatan atau pemanis alami juga salah satu pemicunya, minuman beralkohol juga termasuk penyebab asam urat.

Orang yang sedang menjalanin pengobatan juga rentat memiliki penyak asam urat pasalnya ada jenis-jenis obat yang dapat meningkatkan asam urat seperti obat aspirin, obat penghambat enzim, obat niacin, dan obat-obatan kemoterapi.

Penyakit asam urat dapat dipandang sebagai penyakit komplikasi, umumnya orang-ornag yang mengalami sakit ginjal kronik, diabetes, hipertensi, kolestrol tinggi, psoriasis, dan obesitas. Rata-rata penderita penyakit tersbut memiliki penyakit asam urat dalam jumlah yang tidak terbatas.

Selain dari penyakit yang memicu asam urat diatas asam urat juga termasuk kedalam jenis penyakit genetik atu penyakit turunan, yang artinya jika ada keluarga memilki penyakit ini 20% dari keturunan keluarga tersebut rentan memilki penyakit asam urat.

Ada juga mereka yang memilki kadar asam urat yang tinggi namun tidak sampai masuk kedalam sendi-sendi dalam tubuh bahkan tidak ditemukanya kristal-kristal natrium di dalamnya. Setiap individu dapat memilki jumlah yang berbeda dan tidak dapat dipastikan nilai tepat pada setiap individu.