Penyebab Gagalnya Kisah Asmara di Usia 20an

Di usia 20-an memang waktu yang tepat untuk mencari jati diri kita serta mencari pasangan hidup kita.Banyak remaja di usia 20-an selalu gagal dalam menjalin hubungan untuk menuju ketahap yang lebih serius lagi.Tetapi dari kegagalan itulah kita belajar dan semakin dewasa untuk memilih yang lebih baik lagi untuk dijadikan pasangan hidup yang akan menemani kita selamanya.

Berikut beberapa hal yang sering membuat remaja diusia 20-an gagal dalam  menjalin hubungan yang baik.

~ Tidak Bahagia Meskipun Memiliki Pasangan.
Jika dalam sebuah hubungan terlalu terkekang dan tidak bebas,maka hubungan tersebut sebaiknya tidak dialnjutkan karena hanya akan menyakiti kedua belah pihak yang sedang menjalaninya.Perlu diketahui,hubungan yang sehat dan benar adalah tidak membatasi ruang gerak terhadap pasangan kita sendiri.

~ Terlalu Sering Mengumbar Asmara.
Mengumbar asmara jika dilakukan sesekali memanglah hal yang wajar,tetapi jika dilakukan terlalu sering hanya akan membuat asamara kita mati rasa yagn berakibat pada perpisahan.

~ Terlalu Tergesa-Gesa.
Artian dalam hal tergesa-gesa adalah seperti meminta kepastian kepada salah satu pihak kepada pihak lainnya.Sebuah kepastian memang bagus untuk keduanya,tetapi jiak terlalu dipaksakan juga tidaklah baik.Daripada menjalani suatu hubungan dengan tergesa-gesa,lebih baik jalani semuanya dengan perlahan tetapi pasti.

~ Terlalu Gengsi.
Untuk hal yang satu ini memanglah sangat sering terjadi ketika masih berusia 20-an.Terlalu gengsi untuk meminta maaf padahal memang dia lah yang melakukan kesalahan.Gengsi yang berlebihan malah hanya akan membuat hubungan kita berantakan karena lebih mementingkan rasa gengsi itu sendiri daripada memikirkan hubungan yang sedang dijalani.

~ Memang Bukan Jodoh Kita.
Sebaik dan sekuat apapun kita dalam menghadapi masalah yang datang dalam hubungan yang sedang kita bina,kalau memang dia bukan jodoh kita,mau dipaksa bagaimanapun tetaplah akan terpisah juga.

Sebuah hubungan dapat terjalin dengan baik apabila keduanya saling memahami dan memberi ruang masing-masing pasangan untuk melakukan hal lainnya.bukan terus-menerus melakukan segala hal secara bersama-sama.