Pilih Nanny Atau Babysitter Untuk Mengasuh Anak ?


Memilih pengasuh atau pengasuhan anak seringkali menjadi dilema bagi para orang tua yang harus bekerja namun tidak memiliki keluarga untuk mengasuh anaknya. Kenyamanan dan keamanan anak, serta ketenangan pikiran orang tua menjadi faktor utama yang membuat pilihan keduanya menantang. Sebelum membuat keputusan, pertimbangkan pro dan kontra lengkap dari pembibitan dan pembibitan berikut.

Nanny atau babysitter, mana yang lebih baik?

Orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Jika Anda tidak bisa merawatnya sepanjang hari karena harus bekerja atau bepergian dan tidak memiliki pengasuh, mengirim anak Anda ke tempat penitipan anak atau keluarga sering kali menjadi pilihan. Berikut adalah beberapa pro dan kontra dari parenting dan parenting untuk Anda dan keluarga Anda pertimbangkan.

Keuntungan dan kerugian dari pengasuhan anak

Sesuai dengan namanya, daycare atau penitipan anak merupakan fasilitas umum yang disediakan oleh orang tua untuk menitipkan anaknya. Anda dapat mendaftarkan anak Anda sepanjang hari atau setengah hari. Anak-anak tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan usia dan dirawat atau diasuh oleh pengasuh, seperti guru kelas.

Buku From Neurons to Neighborhoods mengatakan bahwa mengasuh anak bisa menjadi sarana membesarkan, bersosialisasi, dan belajar anak. Namun di sisi lain, masih ada risiko keamanan dan kurangnya perhatian dan pengawasan.

Kelebihan dan kekurangan babysitter

Nanny adalah pengasuh yang biasanya tinggal bersama keluarga dan mengasuh anak selama hampir 24 jam. Kebanyakan babysitter yang berasal dari agen atau distributor biasanya memiliki pelatihan khusus dalam merawat anak.

Antara mengasuh anak dan pengasuh anak, masing-masing memiliki pro dan kontra. Beberapa orang lebih memilih mengasuh anak karena mereka mungkin malas dengan drama mengasuh anak yang menyertainya.

Sementara yang lain mungkin memilih pengasuh karena lebih fleksibel dan dapat diandalkan. Atau ada juga yang memilih pembantu biasa karena sudah dipercaya bertahun-tahun.

Jika perlu, coba diskusikan hal ini dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya. Bagikan pendapat tentang tujuan dan prioritas pengasuhan, kebutuhan dan keinginan, serta keuangan rumah tangga.

Yang perlu Anda ingat adalah bahwa tidak ada keputusan akhir antara pengasuh atau tempat penitipan anak. Menggabungkan keduanya bukanlah keputusan yang buruk, asalkan sesuai dengan kebutuhan anak Anda, Anda dan keluarga.

Mempertibangkan Segala Hal Saat Memberikan Anak Ponsel


Orang tua harus memiliki beberapa pertimbangan ketika tiba saatnya bagi bayi mereka untuk memiliki ponsel. Artinya, belum bisa ditarik kesimpulan pada usia berapa yang dianggap paling tepat untuk memberikan ponsel kepada seorang anak. Itu semua tergantung pada banyak faktor seperti mobilitas dan aktivitas sehari-hari mereka. Sayangnya, sekali lagi pertanyaan tentang kapan seorang anak memiliki ponsel tidak dapat ditelusuri kembali ke refleksi masa kecil atau bertanya kepada orang tua. Karena dulu, kebutuhan akan gadget atau handphone tidak begitu krusial. Namun di era sekarang, semuanya serba digital.

Manfaat Memberikan Ponsel kepada Anak

Alasan paling sah untuk memberi anak Anda ponsel adalah untuk berhubungan dengan mereka sepanjang waktu. Apalagi jika orang tua dan anak memiliki jadwal padat yang membuat mereka sulit untuk selalu bertemu langsung.

Tentu saja, ketika orang tua memberikan ponsel kepada anak, lebih mudah untuk menghubungi mereka jika terjadi keadaan darurat. Semuanya berjalan jauh lebih cepat daripada harus bertanya kepada guru, teman atau orang lain di mana mereka berada.

Jadi jika orang tua memutuskan anak mereka memiliki ponsel, pertimbangan keamanan ini harus menjadi prioritas utama. Bukan karena bocah itu merengek bahwa dia harus memiliki ponsel agar sama dengan teman-temannya.

Masih terkait dengan keselamatan, anak-anak yang memegang ponsel juga membantu mempermudah saat mereka perlu menghubungi orang tuanya. Apalagi bagi anak-anak yang baru benar-benar memahaminya saat berusia antara 8-12 tahun.

Mempercayakan anak dengan barang-barang pribadi berupa handphone juga berarti belajar menjaga diri. Mereka belajar bagaimana menanganinya, memantau persyaratan aliran data, dan menemukan cara untuk tidak menganggapnya enteng.

Pertimbangan Memberikan Ponsel kepada Anak

Ada manfaatnya, tentu ada hal yang perlu diperhatikan saat memberikan handphone kepada anak, apalagi jika masih remaja. Beberapa di antaranya adalah:

Biaya

HP bukanlah barang elektronik yang murah. Belum lagi memiliki ponsel berarti Anda harus mengisi pulsa, listrik, kuota bahkan biaya berlangganan. Belum lagi risiko membeli ponsel baru jika hilang.

Akses internet

Memberikan ponsel kepada anak berarti memberikan mereka kewenangan untuk mengakses internet. Ini bisa baik, ini bisa buruk. Mereka bisa belajar banyak di internet. Namun sayangnya hal ini bisa terjadi tanpa batas waktu. Orang tua tidak selalu bersedia untuk mengawasi.

Komunikasi dengan orang asing

Siapapun bisa mengenal anak Anda melalui internet. Termasuk predator seksual atau scammer lainnya. Mereka dapat membuat akun anonim atau berpura-pura menjadi teman terbaik untuk menemukan cara untuk mengenal anak Anda.

Gangguan

Juga perlu diingat bahwa ponsel dapat menjadi sumber gangguan bagi anak-anak. Lupakan waktu yang Anda habiskan dengan HP sepanjang hari. Padahal, mereka seharusnya bisa meluangkan waktu untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat.

Belum lagi melakukan aktivitas penting seperti menyeberang atau berjalan kaki, ponsel bisa menjadi sumber gangguan yang berbahaya. Anak-anak tidak menyadari lingkungan mereka, yang meningkatkan risiko cedera.

Berbagai Bahaya Jika Meniup Balon Menggunakan Mulut


Banyak anak menyukai balon. Sebelum anak-anak dapat memainkannya, anak-anak biasanya harus mengembang balon dengan mulutnya. Namun, tahukah Anda bahwa meniup balon dapat menyebabkan gangguan kesehatan? Bahaya ini dapat muncul tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga pada risiko yang dialami oleh orang dewasa.

Bahaya menggembungkan balon dengan mulut

Berikut beberapa bahaya meniup balon dari mulut yang harus Anda waspadai, terutama pada anak-anak.

Meningkatkan risiko tersedak

Saat Anda meniup balon dengan mulut, balon itu terkadang bisa meledak secara tiba-tiba. Anak-anak dapat bermain dengan potongan-potongan balon ini, bahkan memasukkannya ke dalam mulut mereka. Jika terhirup dan masuk ke tenggorokan, dapat menyebabkan tersedak dan kesulitan bernafas. Berdasarkan data American Academy of Pediatrics, pada tahun 1972-1992 di Amerika Serikat, sekitar 29 persen kematian pada anak di bawah 14 tahun disebabkan oleh balon mati lemas.

Pipi yang sakit

Cara mengembang balon yang salah dan dilakukan terus menerus dianggap sakit pipi. Kondisi ini terjadi ketika Anda mengisi mulut dengan begitu banyak udara sehingga otot pipi meregang. Kondisi ini umum terjadi dan umumnya hanya sementara. Karena bisa jadi tidak nyaman, jangan memaksakan diri untuk meniup balon dengan mulut.

Bubuk itu dihirup ke paru-paru

Balon biasanya diberi semacam bedak agar tidak lengket. Saat Anda atau anak Anda meniup balon melalui mulut Anda, bubuk yang menempel pada balon dapat secara tidak sengaja terhirup ke dalam paru-paru.

Dalam laporan dari Indian Journal of Occupational & Environmental Medicine, ada kasus di mana seorang pria berusia 65 tahun mengembangkan talcosis paru akibat paparan intens bedak (sejenis bedak) saat menggembungkan balon. Namun, kasus di atas tergolong sangat jarang terjadi.

Alergi lateks

Dengan alergi lateks, meniup balon lateks dapat menyebabkan reaksi alergi. Anda atau anak Anda mungkin mengalami gatal dan bengkak di area bibir, yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Selain itu, alergi lateks dapat menyebabkan gejala lain, seperti pilek atau bersin, radang mata, kesulitan bernapas, dan anafilaksis yang mengancam jiwa.

Jika Anda mengembang balon melalui mulut, ada risiko Anda atau anak Anda dapat terinfeksi jika orang lain telah menggembungkan balon sebelumnya. Infeksi dapat terjadi melalui penularan kuman melalui air liur saat menggembungkan balon.

Beberapa infeksi yang dapat ditularkan melalui air liur, yaitu pilek, flu, mononucleosis (demam kelenjar), herpes atau bakteri inflamasi. Masalah ini harus dipertimbangkan karena sistem kekebalan anak lebih rentan.

Cara bermain aman dengan balon

Mengingat berbagai bahaya menggembungkan balon di atas, sebaiknya balon tidak dipompa melalui mulut. Anda dapat mengembang balon dengan meniupnya atau membeli balon yang mengembang.

Selain itu, perhatikan baik-baik keselamatan si kecil agar terhindar dari bahaya balon. Namun, jika Anda atau anak Anda mengalami gangguan kesehatan akibat balon yang kembung, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.