Alasan harus mengurangi tekanan yang tidak perlu

Pada suatu ketika seorang saudara saya yang jauh lebih muda berkeluh kesah tentang karirnya kepada saya, dia merasa tertinggal dari teman-teman sebayanya. Karirnya mandek masih di sini-sini aja.. Sementara dia mendengar temannya yang mendapat promosi ini, pindah kerja kesana naik gaji double, bikin usaha ramee, penuh cerita-cerita yang membanggakan.

Cerita saudara saya yang lebih muda ini mengingatkan saya sendiri dulu, paham banget perasaan inferior seperti ini. Kadang sekarang pun masih memiliki perasaan itu, ketika sedang tidak percaya diri. Mungkin bagi sebagian orang umumnya juga pernah mengalami inferior seperti ini..

Rasanya kita seperti berhenti bergerak, sementara di sekeliling kita berlari dengan begitu cepatnya, membuat kita merasa sedih karena tertinggal.. Bukannya kita tidak ingin ikut merasakan kesenangan peningkatan karir teman kita. Namun dengan perasaan inferior ketakutan kita yang semakin tertinggal, menjadi sulit untuk ikut senang yang tulus..

Namun dari apa yang saya lihat sendiri selama belasan tahun berkarir.. Setiap orang mempunyai jalannya sendiri.. Beberapa ada melakukan ledakan di awal karir, beberapa tumbuh stabil-stabil aja, sebagian lagi ada yang late bloomers..

Saya menemukan beberapa teman saya yang dulunya biasa saja, sekarang malah menjadi hebat.. Sementara sebagian lagi yang dulunya mentereng, sekarang malah menjadi kok begini aja.. Dari pengalaman saya belajar untuk menurunkan godaan untuk terus membandingkan diri kita dengan orang lain..

Tentu saja baik bila itu bisa dijadikan bensin yang menyemangati kita kerja.. tapi kalau kita ga siap, malah menghancurkan kita, jadi kacau sendiri. Dunia kerja itu seperti halnya lomba marathon.. kita ga mati kalo gagal hari ini, gagal besok, gagal lusa, gagal minggu depan, gagal bulan depan..

Khawatir kehabisan waktu merupakan ketakutan yang berlebihan, terutama ketika kita masih muda, kita punya waktu yang sangat panjang, dan memiliki ruang untuk membuat banyak kesalahan ataupun kegagalan dalam perlombaan marathon ini.

Tidak perlu mengharapkan kita bisa berlari dengan kecepatan 200 km/jam setiap hari, kita bukan robot, walau saya tau memang ada yang kayak robot seperti itu

Ukurlah perkembangan kita dalam jangka waktu yang lebih panjang, untuk mengurangi pressure berlebihan yang tidak perlu..