Pulau Yang Ada Di Brazil Ini Hanya Menerima Para Wisatawan Yang Pernah Terkena Covid-19

Di tengah pandemi covid-19 yang melanda pastinya akan selalu di test apakah anda mengidap covid-19 atau tidak. Namun ada sebuah pulau di daerah Brazil yang beda dari lainnya. Dimana mereka hanya menerima wisatawan yang pernah terkena covid-19.

Pulau ini bernama Fernando de Noronha. Disebut aturan untuk berwisata ke pulau itu ialah hanya orang pernah terkena covid-19 dan telah pulih saja yang diizinkan berlibur ke pulau tersebut. Tentunya hal tersebut telah disahkan oleh para pemerintah atas aturan tersebut.

Kepulauan ini letaknya berada pada 354 km di bagian timur laut Brazil. Walaupun begitu, keindahan di pulau ini sangatlah menakjubkan. Selain kejernihan airnya yang bersih serta tampak lereng gunung yang indah terlihat di atas pantai.

Hal ini pun menjadi cukup viral di media sosial karena mereka membuat kebijakan yang beda dari lainnya. Hal ini sebagai upaya untuk menerapkan new normal di tengah pandemi ini.

Menurut data yang diperoleh, bahwa pulau Fernando de Noronha ini mempunyai jumlah penduduk yang mencapai 3.100 orang.

Namun akhir akhir ini adanya isu bahwa setelah orang yang mengidap penyakit covid-19 ini maka dapat terinfeksi kembali maka dari itu sementara pun wisata di kepulauan ini ditutup sementara, sambil menunggu keputusan terbaru dari pemerintah Brazil.

Tentunya ini merupakan langkah yang ditempuh agar penduduk di kepulauan tetap aman dari covid-19 tersebut. Walau saat ini sudah tercatat bahwa sudah ada 93 kasus terkait tentang orang yang mengidap positif corona di pulau tersebut.

Saat ini secara total orang yang positif corona telah mencapai 3,8 juta kasus, dan di Brazil sendiri menduduki posisi kedua orang sebagai negara yang memiliki jumlah kasus covid-19 yang terbanyak. Tetapi saat ini Brazil sudah mulai stabil kembali atas pandemi dari virus corona tersebut. Sehingga para wisatawan nantinya bisa cukup lega jika akan berlibur ke Brazil.

Sejarah Terbentuknya Museum Kesehatan Dr. Adhyatma

Museum kesehatan yang ada di surabaya jawa timur ini sudah sangat di kenal akan keangkerannya. Musem ini terletak di jalan indrapura nomor 17 dan nama lain dari museum kesehatan dr. adhyatma ini adalah museum santet atau RS kelamin. Museum ini awalnya di bangun pada tahun 1990an dan barang koleksi utama di museum ini adalah barang yang menggambarkan manusia untuk menjaga kesehatan dan alat penyembuhan penyakit.

Sejarah Singkat Museum Kesehatan Dr Adhyatma

Museum kesehatan ini di dirikan untuk mengenang beliau Dr Adhyatma yang dulunya adalah seoarang menteri kesehatan indonesia dan menjabat dari periode 1988 sampai 1993. Sedangkan pendiri museum ini sesungguhnya adalah Dr. Haryadi Soparto yang asalnya dari rembang dan ia dulunya adalah seorang dokter umum yang di anugerahi kelebihan dan berdarah biru.

Dulunya ia lulus dari fakultas kedokteran salah satu universitas di airlangga, lalu ia menjadi dosen, dan menjadi pengawas serta peneliti LIPI. Beliau ini memberikan banyak kontribusi tentang sejarah kebudayaan dan paling utama adalah dunia medis. Beliau menggunakan ilmu medisnya untuk membantu banyak masyarakat agar terbebas dari berbagai macam penyakit yang ada.

Dulunya museum kesehatan ini adalah bekas rumah sakit kulit dan kelamin. Museum ini di resmikan apda tanggal 14 September tahun 2004 oleh Meteri Kesehatan Ahmad Sujudi dan juga memamerkan berbagai alat kesehatan dari periode yang berbeda. Bukan hanya itu saja, ia juga memamerkan beberapa alat klenik dan alat perdukunan yang biasa di gunakan untuk menyantet. Karena Indonesia terkenal akan santetnya yang sampai saat ini sudah menjadi seperti kebudayaan dan medis yang di jalankan oleh masyarakat indonesia.

Museum ini juga mempunyai perpustakaan khusus untuk menyimpan barang literatur tentang kesehatan yang di mulai dari sejarah, penyakit, peralatan, tokoh, rekaman video, kaset, majalah, dll.

Beberapa gambar tokoh penting juga di pajang dalam museum ini seperti menteri yang pernah menjabat dari masa ke masa dan juga para tokoh kesehatan indonesia dan di dunia karena berperan penting untuk perkembangan ilmu kesehatan.