Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat perceraian di wilayah tertentu, baik di pedesaan atau di kota-kota besar. Sebagai akibatnya, perceraian semakin menjadi fenomena yang sering terjadi. Mari kita lihat lebih dekat tentang pelaku dan dampak dari fenomena ini serta strategi untuk mengurangi tingkat perceraian.
Persentase Orang Yang Melakukan Perceraian Sudah Semakin Meningkat
Persentase orang yang melakukan perceraian di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat baik di daerah pedesaan maupun di kota-kota besar. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sebanyak 41,4% pasangan yang telah menikah selama 5 tahun atau lebih akhirnya bercerai. Angka ini naik dari 39,7% pada tahun 2016.
Sedangkan untuk pasangan yang telah menikah 10 tahun atau lebih, angka perceraiannya pun meningkat dari 12,8% menjadi 14%. Artinya, setiap 6 pasangan yang telah menikahi selama 10 tahun atau lebih, 1 diantaranya berakhir dengan perceraian.
Data tersebut tentu saja membuat banyak pihak khawatir. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, jika persentase perceraian terus meningkat maka ada risiko akan terjadinya acculturation family.
NIkah Muda Banyak Melampirkan Surat Perceraian
Nikah muda seringkali diasosiasikan dengan masalah perceraian. Data menunjukkan bahwa tingkat perceraian di Indonesia semakin meningkat, baik itu di desa atau di kota besar. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya surat perceraian yang melampirkan foto-foto nikah muda.
Perlu diketahui, nikah muda bukanlah penyebab utama perceraian. Masalah pernikahan seringkali muncul karena adanya ketidakcocokan suami istri, mulai dari hal sepele hingga hal yang berat. Nikah muda sendiri hanya salah satu faktor penyebab ketidakcocokan itu.
Alasan Orang-Orang Mudah Memilih Untuk Bercerai
Setiap tahun, jumlah pasangan yang bercerai di seluruh dunia terus meningkat. Ada banyak alasan mengapa orang-orang mudah memilih untuk bercerai, dan beberapa alasan ini lebih umum daripada yang lain. Salah satu alasan utama untuk perceraian adalah ketidakharmonisan rumah tangga. Ini bisa berarti salah satu atau kedua pasangan tidak puas dengan hubungan mereka, atau mereka mungkin merasa tidak dihargai atau dicintai seperti yang mereka inginkan. Ketika salah satu atau kedua pasangan tidak puas dengan hubungan mereka, seringkali ada rasa sakit dan kekecewaan yang mengarah pada perceraian. Selain ketidakharmonisan rumah tangga, masalah ekonomi seringkali memainkan peran dalam perceraian. Pasangan yang hidup di bawah tekanan ekonomi seringkali mengalami stres yang berdampak negatif pada hubungan mereka.